Tetanggaku Masjid
“Papa, kalo kita nyari rumah ntar di perumahan sini aja yah, strategis banget dah, dekat ama mall, dekat ama alun-alun, seratus meter ke utara ada pasar, trus ada lapangan golf, taman bermain, danau buatan juga ada, harus jadi ya papa”, celutuk seorang istri kepada suaminya.
Mungkin inilah sebagian potret kehidupan sebagian kaum muslimin, mereka mencari lingkungan tempat tinggal dengan patokan keuntungan dunia. Sebenarnya hal ini boleh saja. Akan tetapi kita tidak melihat adanya bagian untuk akhirat. Padahal lingkungan dan orang di sekitar kita sangat besar pengaruhnya terhadap agama, akhlak, pendidikan anak bahkan berpengaruh terhadap urusan-urusan dunia.
Perintah mencari lingkungan yang baik
Allah Azza wa Jalla memerintahkan kita agar mencari lingkungan yang baik dan berkumpul dengan orang-orang yang sholeh:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar(jujur).” (QS. At Taubah: 119).
Muhammad bin Umar Ar-Raziy rahimahullahu menafsirkan ayat ini berkata,
كُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ أَمْرٌ بِمُوَافَقَةِ الصَّادِقِينَ، وَنَهْيٌ عَنْ مُفَارَقَتِهِمْ
وَذَلِكَ مَشْرُوطٌ بِوُجُودِ الصَّادِقِينَ
“Allah memerintahkan agar mencocoki orang-orang Shadiq dan melarang jauh/berpisah dengan mereka, oleh karena itu dipersyaratkan adanya sekelompok orang-orang yang shadiq [dalam suatu masyarakat]” (Mafaatihul Ghoib Tafsir Ar-Roziy 16/167, Dar Ihya’ At-Turats, cet-ke-3, 1420 H, Asy- Syamilah)
Salah satu lingkungan yang baik adalah dekat dengan masjid yang merupakan pusat kegiatan umat islam sebagaimana di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, perhatikan juga perkataan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dalam Al-Quran,
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ
رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ
“Yaa robb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat.” (QS. Ibrahim: 37)
Seharusnya kita meneladahi kekasih Allah Nabi Ibrahim‘alaihis salam yang tujuannya menempatkan keturunannya dekat dengan baitullah agar keluarga kita menjadi Ahli tauhid dan dapat beribadah.
Tafsir “agar mendirikan shalat” dijelaskan oleh Syaikh As-Sa’diy Rahimahullahu,
اجعلهم موحدين مقيمين الصلاة لأن إقامة الصلاة من أخص
وأفضل العبادات الدينية فمن أقامها كان مقيما لدينه
“yaitu supaya Allah menjadikan keturunannya sebagai ahli tauhid yang mendirikan shalat karena shalat merupakan ibadah yang paling khusus dan afdhol. Barangsiapa yang menegakkan shalat maka ia menegakkan agamanya.” (Taisir Karimir Rohman Fi Tafsir Kalamim Mannan hal 402, cetakan pertama, Dar Ibnu Hazm)
Keuntungan tinggal dekat masjid
Oleh karena itu, hendaknya kita mencari tempat tinggal yang dekat dengan masjid, bahkan bertetangga dengan masjid, karena memiliki beberapa keuntungan diantaranya:
1. Lingkungan yang baik untuk beribadah
karena masjid pusat kegiatan islam sehingga kita lebih mudah mengikuti berbagai kegiatan ibadah seperti pengajian, shalat, i’tikaf dan lain-lain sehingga sangat berpengaruh terhadap kehidupan kita dan juga kita diciptakan Allah hanya untuk beribadah.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Dzariyaat: 56)
2. Lingkungan pendidikan yang baik untuk keluarga
Tterutama anak-anak kecil yang mereka dalam mempelajari sesuatu menyerap langsung begitu saja, anak-anak biasa bermain di masjid, bertemu dengan teman-teman sepengajian (teman-taman TPA) dan bertemu dengan orang-orang ahli masjid yang biasanya mengajarkan kebaikan pada anak kita. Karena kita diperintahkan memperhatikan pendidikan keluarga dan anak kita,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At-Taahrim:6)
Ar-Razi rahimahullahu menjelaskan ayat ini mengutip perkataan Muqatil rahimahullahu,
وَقَالَ مُقَاتِلٌ: أَنْ يُؤَدِّبَ الْمُسْلِمُ نَفْسَهُ وَأَهْلَهُ،
فَيَأْمُرَهُمْ بِالْخَيْرِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الشَّرِّ
“seorang muslim mendidik dirinya dan keluarganya, memerintahkan mereka kebaikan dan melarang dari keburukan”. (Mafaatihul Ghoib Tafsir Ar-Roziy 30/527, Dar Ihya’ At-Turats, cet-ke-3, 1420 H, Asy- Syamilah)
3. Keluarga kita bisa mendengar ceramah dan pengajian di masjid lewat pengeras suara (jika mereka berhalangan pergi ke masjid) dan juga bisa mendengarkan khutbah saat shalat jum’at.
4. Orang tua dan orang sakit ringan bisa tetap ke masjid karena dekat.
5.Rumah kita lebih aman, sekitar menjadi cukup ramai dan banyak orang yang lalu-lalang sehingga memperkecil kasus pencurian, perampokan dan lain-lain.
6.Dan lain-lain
Anjuran agar membangun masjid
Bagaimana jika kita tinggal di daerah yang masjidnya sedikit? Maka solusinya hendaknya kita membangun masjid bersama masyarakat sekitar dan memprioritaskannya dari membangun lapangan, gedung RT dan sarana yang lain. Bahkan kita sangat dianjurkan membangun masjid. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ بَنَى مَسْجِداً يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللهِ بَنَى اللهُ لَهُ مِثْلَهُ فِي الْجَنَّةِ
وفي رواية لمسلم: (( بَيْتاً فِي الْجَنَّةِ )).
“Barangsiapa membangun masjid –karena mengharap wajah Allah- maka Allah akan membangunkan untuknya yang semisalnya di dalam syurga.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Dan dalam riwayat Muslim disebutkan dengan lafal: “Rumah di dalam syurga.”
Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan walaupun sebesar kandang burung atau lebih kecil, Beliau bersabda:
مَنْ بَنَى ِللهِ مَسْجِداً وَلَوْ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ أَوْ أَصْغَرَ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتاً فِي الْجَنَّةِ
“Barangsiapa membangun sebuah masjid karena/untuk Allah walau seukuran sarang (kandang) burung atau lebih kecil dari itu, maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di dalam syurga.” (HR. Ibnu Majah dan al-Baihaqi dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ no. 6128).
penutup
Hendaknya bagi para suami yang hendak mencarikan rumah bagi istri dan anaknya dekat dengan masjid dan mencari lingkungan yang baik walaupun daerah tersebut kurang menguntungkan secara duniawi. Carilah daerah dimana banyak orang-orang yang shalih atau banyak ikhwah sudah memahami agama yang benar/“ngaji”. Bagi yang mampu bisa membuat perumahan khusus ikhwah dengan harga yang terjangkau atau kost-kost/boarding home khusus ikhwah ngaji.
Kami harapkan keluar dari perkataan para istri,
“Abang, saya mau rumah sederhana yang dekat dengan masjid dan banyak ikhwah penuntut ilmu agama supaya kita berkumpul bersama orang-orang sholeh di dunia dan di surga”.
Disempurnakan di Lombok, Pulau seribu Masjid
13 Shafar 1433 H bertepatan 7 Januari 2012
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel http//muslimafiyah.com
Artikel asli: https://muslimafiyah.com/tetanggaku-masjid.html